Serdadu Desersif




"... Hemh suka baca bukunya Abul A'la Maududi ..." ucap seorang kawan aliyahku saat itu. Kala itu kami sedang ngobrol-ngobrol ringan tentang berbagai hal, tentang kawan-kawan yang lain juga banyak hal yang kebetulan saja nyambung dengan konteks "ngobrol" kami saat itu. Ceritanya kawanku itu mencoba menebak bacaan-bacaanku tentunya dari cara aku melihat tema "ngobrol" kami.
Itu sudah terjadi dahuluuu sekali saat aku masih menjadi mahasiswa di Semarang.

Memang, diantara buku yang pernah aku baca adalah karyanya Abul A'la Maududi meski hanya versi terjemahannya saja.

Diantara yang masih kuingat dari yang kubaca adalah Abul A'la Maududi menggambarkan seorang muslim sebenarnya adalah seperti seorang serdadu atau seorang prajurit. Dan seyogiyanyalah bagi seorang serdadu untuk mentaati panggilan sang pemimpin. Jika terompet sudah dibunyikan maka tak ada pilihan lain bagi seorang serdadu melainkan memenuhi panggilan terompet itu.

Masih kuingat, dalam buku itu bahwa panggilan adzan tak ubahnya adalah panggilan dari sang pemimpin untuk berkumpul. Maka jika kita sebagai muslim adalah serdadu yang sebenarnya maka tak ada pilihan lain bagi kita selain memenuhi panggilan itu dalam hal ini tentunya yang berkewajiban adalah bagi laki-laki untuk segera memenuhi panggilan adzan dan menunaikan sholat berjamaah di masjid atau mushala.

Dan betapa indahnya jika seperti itu, saat ini aku begitu merindukan rasa yang dulu pernah ada.

Dalam kisah yang lain disebutkan pernah ada seorang sahabat Nabi SAW yang memohon keringanan pada Nabi SAW untuk tidak menunaikan sholat berjamaah dikarenakan ia adalah seorang yang buta. Apa jawaban Nabi SAW, "Apakah kau tidak mendengar suara panggilan adzan itu? Penuilah paggilan itu meski kau harus merangkak untuk memenuhinya"

Ah betapa aku telah jauh dan kehilangan rasa yang dahulu pernah ada.

Yaa muqallibal quluub tsabbit qalbii 'alaa diinik ... aamiiin"

Terimakasih telah menyempatkan diri untuk mampir di blogku ini, dan aku akan sangat berterima kasih jika tulisanku dalam blog ini dikomentari

Post a Comment

Terimakasih telah menyempatkan diri untuk mampir di blogku ini, dan aku akan sangat berterima kasih jika tulisanku dalam blog ini dikomentari

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post