Alhamdulillah Sandal Jepitku Kembali

Sandal Jepitku Edisi 2016
Jum'at 22/10/2016 kemarin aku menunaikan ibadah sholat jum'at di Masjid Islamic Center Kebumen. Aku sampai disana sekitar pukul 11.40 WIB lebih awal dari biasanya. Meski sudah banyak jamaah yang telah lebih dahulu hadir, namun aku masih bisa memilih tempat duduk pun juga memilih tempat meletakkan sandal jepitku.
Sandal jepit merk Swallow berwarna hijau dan bertandakan silang yang kusayat sendiri menggunakan pisau cutter sekedar untuk menegaskan bahwa sandal jepitku itu sudah ada yang punya alias tak lagi menyandang status "jomblo".

Sandal Jepit Setia

Seingatku sudah agak lama aku bersama sandal jepitku yang satu ini. Tentunya "lama" untuk ukuran sandal jepit kebanggaan rakyat Indonesia. Cobalah kawan cari di Google tentang kisah sandal jepit, aku yakin kawan akan menemukan betapa legend nya perlengkapan hidup yang satu ini.

Atau bagi yang pernah tinggal di asrama, pondok ataupun pernah menyandang status sebagai anak kos, cobalah tanyakan pada mereka tentang kisah pengalaman hidup masing-masing berhubungan dengan sandal jepit, mungkin kisah mereka bisa dibukukan hingga mengalahkan novel Harry Potter karya J K Rowling (he..he..)

Akhirnya Jum'at itu kurelakan perpisahanku dengan sandal jepit setiaku sepenuh kerelaan dan kelapangan hati tanpa linangan air mata. Dan akhirnya aku pulang beralaskan tanah sambil mendendangkan liriknya Sheila on Seven ... "Aku pulaaaang.... tanpa bebaaan ..."

Sandal Jepitku Kembali

Awalnya kudengar kabar tentang sandal jepit yang telah kurelakan kepergiannya adalah pada hari Senin 24/10/2016 yang lalu dan dari anak lelakiku. Anak lelakiku kebetulan sekolah di SDIT Al Madinah yaitu tepat di depan Masjid Islamic Center Kebumen.  "Pak, kemarin aku lihat sandalnya bapak di masjid. Yang ada tanda X nya kan?" demikian kata anakku. Meski aku hanya menjawab "Apa iya?" namun dalam batinku betapa gembiranya aku "Ah kau ketemu lagi. Sandal jepitku kini kembali" kubatin dengan nada lagunya B.I.P yang berjudulkan Aku Gemuk Lagi.

Hari berikutnya, bersama dengan derasnya guyuran hujan aku yang datang berkendaraan motor dengan mengenakan jas hujan dan tanpa beralaskan apa-apa sepenuh semangat jiwa dan raga bergegas menjemput. Bukan hal menjemput anakku yang membuat hari itu aku rasakan berbeda, tetapi adalah perjumpaan dengan sandal jepit setiaku. Sekali lagi kusenandungkan dalam batin

"Ah kau ketemu lagi. Sandal jepitku kini kembali" tentunya masih dengan nada laginya B.I.P.

Meski diawal kukatakan bahwa perpisahanku dengan sandal jepit setiaku adalah sepenuh kerelaan dan kelapangan hati tanpa linangan air mata, namun jujur sempat sekali terucap "Lha aku jum'atan di Islamic terus sandalku ilang koh" saat seorang rekan kerjaku berkomentar padaku "Ih nyeker.." He..he.. mungkin itu sedikit mengurangi kerelaanku kan sekali lagi he..he.. kalau mau nambah ya he..he.. dan tak boleh nambah he..he.. lagi.

Sandal Jepit Hilang : Ikon Budaya Muslim

Kuingat kembali pada saat apa aku mendengar ungkapan itu. Ah ..entahlah susah aku mengingatnya. Ya diakui atau tidak itulah kenyataan. Sehingga jangan heran jika kawan sering memperhatikan meme di komunitas-komunitas humor mungkin kawan pernah menemukan kesesuaian ungkapan itu.

Sandal jepit hilang dan lebih parahnya lagi hilangnya di masjid yang notabenenya adalah tempat beribadah orang muslim ditambah hilangnya saat usai beribadah pula. Padahal ajaran Islam .. ah kawan pasti sudah tahu sendiri jika Islam melarang perbuatan mencuri. Jangankan mencuri, bahkan meminjam tanpa seijin pemiliknya saja tak boleh.

Sandal jepit hilang di masjid mungkin hanya terjadi di Indonesia. Aku tak tahu apakah di negara lain terjadi ataukah tidak, maklum aku kan orang Indonesia dan cintaku pada negeri ini sudah terlalu dalam hingga pastilah aku akan merasa susah untuk berpisah dengannya ...cieee padahal aslinya belum punya modal dan kesempatan.

Itulah sedikit kisahku dengan sandal jepit setiaku dan jika ada waktu silahkan kawan baca kisahku yang lain diantaranya adalah Serdadu Desersif. (afn)

Terimakasih telah menyempatkan diri untuk mampir di blogku ini, dan aku akan sangat berterima kasih jika tulisanku dalam blog ini dikomentari

Post a Comment

Terimakasih telah menyempatkan diri untuk mampir di blogku ini, dan aku akan sangat berterima kasih jika tulisanku dalam blog ini dikomentari

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post