Gagal Masuk PTN - Bagian 1 Kisah Usangku Gagal UMPTN 1997

Gambar dari www.pixabay.com


Alhamdulillah setelah beberapa hari terakhir aku membolak-balik lini masa Facebook baik untuk akun pribadiku yaitu Ahmad fata ataupun akun Hashtag Manda Kebumen akhirnya aku temukan juga. Sebuah kisah usang yang aku pernah unggah di linimasa Hashtag Manda Kebumen dan rencananya ingin aku narasikan dalam sebuah video di Channel MAN 2 Kebumen.

Memang semenjak pembelajaran daring efek pandemi, membuat konten video menjadi lebih terasa menarik. Meski aku akui sebenarnya sudah telat sih. Jika mengingat kembali tentang sejarahku di perYouTubean. Jujur terkadang aku sedikit menyesal. Penyesalanku adalah mengapa tidak sedari dahulu aku seriusi dunia ini. Yah memang mungkin begitulah tipikal orang yang biasa-biasa saja.

Kembali ke permasalahan Facebook dan kisah usangku. Sedikit aku ceritakan jika kisah tersebut sebenarnya pengalaman pribadiku dahulu saat aku mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN) untuk pertama kalinya di tahun 1997. Pada saat aku memostingnya di lini masa Facebook (sekitar bulan Mei tahun 2015), tujuanku adalah untuk memberikan penyemangat kepada sahabat-sahabatku yaitu siswa-siswi MAN 2 Kebumen yang pada saat itu belum beruntung dapat langsung lolos diterima di PTN idaman mereka. Baiklah singkat cerita, inilah kisah usangku itu aku ceritakan kembali dari lini masa Hashtag Manda Kebumen, selamat membaca (jika berminat) dan terimakasih.

Gagal UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri)

Penasaran dan tak percaya, mungkin itu yang aku rasakan saat aku mencari-cari namaku di koran yang sengaja aku beli hari itu. "Masa iya sih, namaku tak ada?" batinku sambil berulang kali kutelusuri baris demi baris, siapa tahu ada yang terlewatkan. Hingga akhirnya usahaku yg terakhir adalah sedikit berharap datangnya keajaiban secara tiba-tiba namaku tertulis di koran itu. Namun kenyataannya memang namaku tak ada, akhirnya aku harus menerima kenyataan tidak lolos seleksi sambil berusaha menghibur diri serta mungkin sedikit menutupi rasa maluku.

Bisa dibayangkan, aku yang terbiasa menjadi rangking satu di sekolah gagal diterima di PTN pada kali percobaan yang pertama. "Aku tak lolos seleksi masuk PTN ....!!!!".

Sedikit cerita tentang diriku, dalam sejarahku memang pernah sih aku tidak rangking satu, dan ndilalah saatnya berbarengan dengan kasus keisenganku yaitu menulisi buku rapor pada bagian belakangnya yang kukira tak terpakai. Halaman-halaman buku rapor pada bagian belakang itu aku isi dengan nilai-ilai karanganku. Singkat cerita, akhirnya aku dipanggil kepala sekolah dan mendapatkan sanksi harus mengganti buku raport tersebut .... Alhamdulillah aku tidak disuruh menulis ulang raport, dan aku kira peringkat kelasku saat itu ada hubungannya dengan keisengan yang aku lakukan (Pe De banget yah ... wk wk wk )

Harus dengan cara apaaa aku akan menjawab pertanyaan orang-orang yang akan menanyaiku "Iq, ... diterima dimana?".

Jujur, saat itu aku masih belum tahu hendak berbuat apa atau hendak ke mana. Planning untuk masa depanku masih belum jelas, aku mau kemanaaa ...?, sementara sekolah sudah hampir game over yaitu sudah hampir tidak lagi menyandang status sebagai anak sekolah.

Akhirnya jadilah aku sebagai seseorang yang sedikit berusaha mengaburkan apa yang sedang aku alami dari muka publik .... tentu karena malu

Tahu akan keadaan yang sedang aku alami, orangtuaku menawarkan kepadaku jikalau aku mau sekolah di perguruan tinggi swasta dahulu sambil menunggu tahun depannya. Kemudian aku bisa mencoba untuk mengikuti seleksi lagi. Namun aku tak mau dan menolaknya dengan halus, aku memilih menganggur dahulu di rumah sambil membantu kedua orang tua dengan rencana menunggu tahun depan untuk mengikuti seleksi masuk PTN kembali

Terimakasih telah menyempatkan diri untuk mampir di blogku ini, dan aku akan sangat berterima kasih jika tulisanku dalam blog ini dikomentari

Post a Comment

Terimakasih telah menyempatkan diri untuk mampir di blogku ini, dan aku akan sangat berterima kasih jika tulisanku dalam blog ini dikomentari

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post